Alaku
Alaku
Alaku

Mouza Khanaia Ramadhani: Sang Bintang Gulat Muda dari Linggau

Sriwijaya Terkini – Di tengah riuhnya Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV Sumatera Selatan di Musi Banyuasin, ada satu nama yang bersinar lebih terang dari yang lain: Mouza Khanaia Ramadhani.

Gadis cilik berusia 12 tahun ini, dengan semangat membara, berhasil merebut perhatian dan hati banyak orang.

Mouza, turun di kelas 76 kg gaya bebas putri, bukan hanya sekadar peserta. Ia adalah fenomena dan kebanggaan kota Lubuk Linggau.

Arena gulat di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sekayu, seolah menjadi saksi bisu yang kokoh, seorang anak kecil menunjukkan kelasnya.

Diceritakan oleh Desi Humairoh pelatih Gulat wanita, bahwa dengan teknik yang mumpuni dan mental juara, ia berhasil meraih penghargaan khusus sebagai pegulat terbaik putri.

Siapa sangka, di balik tubuh mungilnya, tersimpan kekuatan dan determinasi yang luar biasa.

Lahir pada 11 Juli 2013, Mouza awalnya hanya ingin mengikuti program diet. Namun, takdir berkata lain. Ia justru diajak untuk menjadi atlet gulat dan memperkuat Kota Lubuk Linggau.

Keputusan itu mengubah segalanya. Mouza berlatih dengan keras, setiap hari, tanpa kenal lelah. Bahkan, selama training camp (TC) empat bulan terakhir, ia nyaris tidak pernah absen, meski beberapa kali mengalami cedera, semangatnya tak pernah padam.

Putri dari pasangan Dadang dan Euis ini adalah anak yang luar biasa, punya kemauan yang kuat dan disiplin yang tinggi.

Adi Setiawan, pelatih sekaligus kepala Cabor Gulat mengatakan bahwa dalam ajang Porprov XV ini, Mouza membuktikan bahwa usia hanyalah angka.

“Ia berhasil mengalahkan lawan-lawan yang lebih senior, bahkan beberapa atlet yang sudah berpengalaman di pelatda, pelatnas, hingga PON,” ujar Desi.

Dengan kemenangan demi kemenangan, Mouza menunjukkan bahwa ia adalah calon bintang masa depan gulat Lubuk Linggau.

Adi Setiawan yang juga merupakan suami dari Pelatih Gulat wanita, menuturkan bahwa salah satu alasan Mouza terpilih sebagai MVP adalah karena usianya yang masih sangat muda. Di usia 12 tahun, ia sudah mampu menunjukkan performa yang luar biasa.

Bahkan, saat ini, ia dipanggil oleh pengurus gulat provinsi untuk masuk ke Sekolah Olahraga Nasional (SON) setelah tamat SD.

“Kami sangat bangga dengan Mouza. Dia adalah satu-satunya anak dari seluruh peserta yang mendapatkan penghargaan ini,” ujar Adi penuh rasa bangga.

Ia adalah anak perempuan dari dua bersaudara. Kakaknya adalah seorang atlet putra yang juga berprestasi.

Kini, Mouza bersiap untuk menghadapi tantangan baru. Ia akan mengikuti pelatda POPNAS dan bertekad untuk memberikan yang terbaik. Dengan dukungan dari keluarga, pelatih, dan seluruh masyarakat Lubuk Linggau.

Mouza Khanaia Ramadhani adalah bukti bahwa mimpi bisa diraih dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah. Ia adalah inspirasi bagi generasi muda untuk berani bermimpi dan berjuang untuk meraihnya.

Penulis : Surya Adewijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *