Alaku
Alaku
banner 728x250

Mengenal Sosok Pahlawan Nasional, Film Lafran Pane

banner 120x600

Sriwijayaterkini.com, Jakarta – Sosok Lafran Pane dikisahkan dalam film Lafran, akan tayang serentak di bioskop pada 20 Juni 2024. Garapan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI) dan Reborn Initiatives ini dibintangi oleh Dimas Anggara, Lala Karmela, dan juga artis senior Mathias Muchus.

Film ini mengisahkan tentang kehidupan Lafran Pane selaku pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang meningkatkan semangat nasionalis dan keislaman kader serta masyarakat.

Alaku

Ia adalah pendiri sekaligus ketua pertama HMI, merupakan mahasiswa heroik di Sekolah Tinggi Islam (STI). Laporan buku HMI 1963-1966 Menegakkan Pancasila di Tengah Prahara oleh M. Alfan Alfian, Lafran mendirikan HMI di tengah kancah revolusi fisik pada 5 Februari 1947 di Yogyakarta. Sebelum itu ia sudah melakukan konsolidasi pembentukan HMI sejak November 1946. Pembentukan HMI tak terlepas dari uluran dosen kuliah tafsirnya Husein Yahya di STI. Biarpun faktanya ia memprakasai HMI, Lafran menolak jika namanya disebut satu-satunya pendiri HMI. Hingga akhirnya ia menerima keputusan Kongres HMI XI di Bogor, 23-39 Mei 1974 yang menetapkannya sebagai pendiri HMI.

Selain menjadi ketua pertama, ia juga menjabat dalam waktu tersingkat di HMI. Pada 22 Agustus 1947, Lafran mundur menjadi ketua dan pindah menjadi Wakil Ketum, ia hanya menjabat sebagai Ketua Umum hanya 7 bulan lamanya. Bangku itu diberikannya pada mahasiswa UGM bernama Muhammad Syafaat Mintaredja, dilakukan supaya HMI terkesan tak milik mahasiswa STI.

Dikutip dari buku HMI 1963-1966 Menegakkan Pancasila di Tengah Prahara oleh M. Alfan Alfian, Lafran Pane lahir di Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada 5 Februari 1922. Ia adik kandung dari dua sastrawan terkemuka, Armijn Pane dan Sanusi Pane. Tak seperti kedua saudaranya, Lafran memilih jalur aktivis mahasiswa dan mendirikan HMI. Sementara itu ayahnya Sutan Pangurabaan Pane merupakan jurnalis, sastrawan, serta pendiri dan pemimpin Surat Kabar Sipirok-Pardomuan. Selain itu ayahnya merupakan guru sekaligus pendiri Muhammadiyah di Sipirok.

Lahir di keluarga Muhammadiyah, Lafran memulai pendidikannya di Pesantren Muhammadiyah Sipirok, menempuh pendidikan formal di tingkat dasar hingga tingkat menengah dengan terputus-putus. Ia sempat menempuh pendidikan kelas tujuh di HIS Muhammadiyah.

Usainya kedua saudaranya Armijn dan Sanusi membawanya ke Jakarta. Di sana, Lafran berkumpul dengan geng remaja Zwarte Bente di kawasan Senen. Ia juga terlibat dalam penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok bersama pemuda lainnya dalam menyiapkan proklamasi Indonesia.

Pindahnya ibukota negara ke Yogyakarta, membuatnya juga ikut pindah dan menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Islam, yang sekarang UII, yang sekarang bergabung dalam Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY). Akan tetapi ia merasa tak cocok dengan organisasi itu, sehingga memilih keluar.

Namanya selain dikenang sebagai pendiri HMI, ia juga menjadi dosen di beberapa universitas di Yogyakarta. Di Fakultas Sosial dan Politik UGM, dosen UII, dan dosen Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Lafran Pane mengembuskan napas terakhirnya pada 25 Januari 1991 lantaran stroke. Pada 9 November 2017 Presiden Jokowi memberi gelar pahlawan nasional pada Lafan Pane, berdasar keputusan Presiden RI Nomor 115/ TK/ TAHUN 2017 tentang Penganugrahan Gelar Pahlawan Nasional. Sebab ia menjadi pahlawan yang mendorong gerakan pemuda di Indonesia, HMI.

Namanya terus dikenang dalam HMI, ia meninggalkan tiga gagasan HMI yang terus menarik untuk dikaji.

Pertama, kemunculan HMI dengan independensinya telah dapat meminimalisir polarisasi kelompok nasionalis, komunis, dan Islamdi kalangan mahasiswa pascaproklamasi 1945. HMI menjadi wadah baru untuk dapat mempelajari Islam sekaligus memupuk rasa kebangsaan.

Kedua, misi HMI mengajarkan Islam mempunyai pengaruh besar terhadap diberikannya pendidikan agama Islam di kampus-kampus umum, sehingga terjadi proses menuju keseimbangan dalam diri mahasiswa.

Ketiga, HMI yang didirikan Lafran Pane telah hidup dalam era revolusi kemerdekaan, Orde Baru, Orde Lama, Orde Reformasi, hingga hari ini.(*)

Sumber: tempo.co

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *