Oleh : Surya Adewijaya (Ketua Karang Taruna Kecamatan Lubuk Linggau Barat 1)
Pelatihan pembuatan sekam bakar bukan sekadar kegiatan teknis dengan mengubah limbah menjadi pupuk organik. Tujuannya, lebih besar, yakni membentuk kesadaran baru bahwa peningkatan produktivitas pertanian, sebenarnya tidak selalu harus menunggu bantuan besar atau teknologi mahal.
Terkadang, solusi paling efektif justru lahir dari pemanfaatan potensi sederhana yang selama ini diabaikan, bahkan berada disekitaran kita. Sekam padi misalnya, limbah pertanian ini selama bertahun-tahun kerapkali hanya dianggap sebagai limbah, padahal telah banyak terbukti memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Pelatihan ini, diharapkan nanti bisa mengajarkan bahwa inovasi tidak selalu identik dengan mesin canggih, tetapi cukup dengan pengetahuan. Dengan membakar sekam secara terkontrol, bisa menjadi pupuk organik yang mudah didapat, dari alam kembali ke alam lah kira-kira.
Dengan sekam bakar, para petani atau pelaku usaha tani, tentu dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kualitas media tanam, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Lebih jauh lagi, pelatihan seperti ini adalah bentuk pemberdayaan, sebab membuka ruang bagi masyarakat untuk menjadi produsen, bukan sekadar pengguna. Lebih jauh, bahkan bisa menumbuhkan kemandirian, kreativitas, serta cara pandang baru terhadap pengolahan limbah pertanian.
Di tengah tantangan sektor pangan dan naiknya biaya produksi, kegiatan seperti pelatihan sekam bakar menjadi relevan dan strategis. Pelatihan ini adalah inovasi yang bisa dilakukan siapa saja, kapan saja dan tidak membutuhkan modal besar.
Justru, inilah yang membuatnya penting, pelatihan sederhana yang berdampak nyata.
Pelatihan sekam bakar menegaskan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil, asal dilakukan bersama dan berkesinambungan. (*)
